Politik Adu Domba Ala Densus 88 Dan BNPT
Oleh : Ahmad Fatih, S.Kom ( Amir JAT Mudiriyah Jakarta Timur Bekasi )
Ditangkapnya 11 orang yang diduga jaringan teroris yang oleh mabes
polri di beberapa tempat di Indonesia menyeret nama organisasi Hasmi.
Melalui Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Suhardi aliyus menyatakan bahwa ke
sebelas orang ini terkait dengan kelompok Hasmi (Harokah sunniyah untuk
masyarakat indonesia)
Hasmi melalui Saifudin selaku pengurus
DPP Hasmi menyatakan bahwa hasmi yang di maksud oleh mabes polri berbeda
dengan hasmi yang merupakan organisasinya, Hasmi organisasinya
merupakan singkatan dari Harokah sunniyah untuk masyarakat Islami dan
menurut Saifudin ke sebelas yang dituduhkan terkait dengan hasmi bukan
merupakan anggotanya.
Penyebutan nama Hasmi yang terkait dengan
jaringan terorisme jelas cukup mengagetkan, karena Hasmi yang dikenal
dengan dakwah yang secara jahriyyah yang meyerukan kepada pemurnian
aqidah dan dakwahnya bersifat umum dan melalui jalur pendidikan seperti
ormas Islam pada umumnya : Dewan dakwah islamiyah indonesia (DDII),
hizbut tahrir dan ormas Islam lainya termasuk Jamaah Ansharut Tauhid
(JAT). Dan bukan mustahil ke depannya akan ada ormas Islam yang lainnya
yang akan ditarik ke kasus terorisme
Kalau kita menganalisa
kenapa Mabes Polri khususnya Densus 88 dan BNPT menyebutkan kelompok
ormas Islam Hasmi bisa melahirkan beberapa kemungkinan analisa :
1. Densus 88 dan BNPT menghendaki adanya politik adu domba terhadap
ormas Islam dengan gerakan jihadis dan kelompok pejuang penegak syariat
Islam, ketika ormasnya yang dicantumkan namanya sebagai kelompok teroris
pasti akan berusaha mengklarifikasi. Dan harapannya bukan hanya itu
tetapi juga mengharapkan agar organisasi yang dicantumkan namanya juga
akan menghujat gerakan jihadis dan pejuang penegak syariat Islam dan
menyalahkan pergerakan yang sudah mereka lakukan .
2.
Pembentukan opini bahwa gerakan jihadis sebagai musuh bersama ;
pemberitaan di media tentang gerakan jihad mau tidak mau menyeret umat
menjadi dua kutub. Kutub pertama adalah umat Islam yang ingin
memperjuangkan syariat Islam yang menghargai ijtihad yang dilakukan oleh
aktivis jihad dan kelompok kedua adalah Densus 88 dan BNPT yang
memerangi aktivis pejuang penegak syariat Islam. Sehingga dengan
penyebutan salah satu ormas Islam tersebut diharapkan akan menambah
kekuatan di kubu densus 88 dan BNPT sehingga akan mencitrakan bahwa
musuh gerakan jihadis bukan hanya Densus 88 dan BNPT.
3.
Pemulihan nama dan citra Densus 88 dan BNPT yang sudah cenderung anjlok
belakangan ini. Seperti sudah diketahui bahwa nama dan pamor Densus 88
dan BNPT belakangan ini sudah anjlok, dimulai dari kasus penembakan mati
para aktivis Islam yang tidak bisa dipertanggung-jawabkan kesalahannya
sampai kasus begitu takutnya Densus 88 ketika menerima tantangan dari
Mujahid Poso yang beritanya marak di beberapa media Islam. Penagkapan 11
aktivis Islam diharapkan menjadi obat yang mujarab untuk memulihkan
nama yang sudah terlanjur anjlok ini.
Analisa inilah yang
membuat kita harus berhati-hati dalam bersikap, umat Islam harus
hati–hati dan jangan mau untuk diadu domba, saling menyalahkan dan
saling menghujat dengan politik murahan seperti ini karena inilah yang
diharapkan musuh-musuh Islam agar umat Islam berpecah belah sehingga
kekuatannya menjadi lemah dan akhirnya lemah juga upaya untuk menegakkan
syariat Islam.
http://al-mustaqbal.net/share/article/item/1322-politik-adu-domba-ala-densus-88-dan-bnptPolitik Adu Domba Ala Densus 88 Dan BNPT
=======================
Tidak ada komentar:
Posting Komentar