Islam Bukan Teroris, Islam adalah Agama Rahmat bagi Semesta Alam

" Dan tiada Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam ".
[Qs. Al-Anbiyaa' 21: 107]

“Dan barangsiapa mencari agama selain agama Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang-orang yang rugi ”.
[QS. Ali 'Imran: 85].


My Impiration

Assalamualaikum

http://dl5.glitter-graphics.net/pub/2192/2192095h1ds617ai7.gif


Sabtu, 17 Agustus 2013

Detasemen Para Banci

 https://m.ak.fbcdn.net/sphotos-a.ak/hphotos-ak-frc1/532186_310705869042196_1275660963_n.jpg

DETASEMEN KHUSUS 88 ANTI TEROR, sebuah nama yang tidak asing di telingah masyarakat saat ini. Mendengar nama itu, terbayang di kepala kita sekumpulan pasukan elit, terlatih, berani, dengan peralatan begitu canggih dan senjata super lengkap, cukup membuat gentar bagi sebagian besar ikhwan kecuali mereka yang Allah beri keberanian. Tetapi, pada kenyataannya tidak
lah demikian, mereka tidak ubahnya dengan kumpulan pasukan thogut di belahan bumi manapun, mereka hanyalah sekumpulan banci dan pengecut yang berlindung di balik persenjataan mereka, dengan di dukung media-media sekuler negeri ini sehingga kelihatan jantan dan tangguh.

Kami akan mengisahkan beberapa bukti kepengecutan mereka kali ini, antum tentu masih ingat penyerbuan Pesantren Amanah 22 januari beberapa tahun lalu, saat itu sekitar 80 ikhwan bertahan menghadapi serbuan puluhan atau mungkin ratusan anggota Densus 88 laknatullah yang dibekingi ribuan personel Brimob dan anshar thogut yang lain. Hanya berbekal persenjataan ala kadarnya para ikhwan berhasil menghadang serbuan gerombolan para thogut laknatullah, setidaknya ada 4 titik pertempuran saat itu, untuk maju sejauh 100 meter butuh waktu 12 jam bagi para antek-antek Amerika ini, dengan di bantu setidaknya 2 helikopter yang memuntahkan peluruh dari udarah dan 2 baracuda sebagai pembuka jalan, tidak terlihat keberanian mereka seperti sering kita saksikan di tv, mereka hanya mau maju jika suatu daerah telah dibersihkan oleh baracuda yang terus memuntahkan peluruh, lebih hebat lagi di saat malam hari, tanpa lihat kanan kiri, mereka cepat putar haluan kembali ke markas kekafiran, jikapun akhirnya mereka sampai juga ke Pesantren Amanah keesokan harinya, itu bukan karena keberanian mereka, saat itu atas pertimbangan strategis, ikhwan-ikhwan mundur dan mengosongkan komplek pondok.

Kali ini kepengecutan mereka kembali terulang, ketika beberapa pemuda berani umat ini melayangkan tantangan perang terbuka kepada Densus 88 laknatullah, awalnya mereka begitu semangat menyambut tantangaan ini, mereka sampai bersumpah tidak akan mundur sebelum dapat menghabisi kelompok yang telah membunuh saudara mereka, ya saudara sesusuan mereka, mereka sama-sama menyusu ke Amerika. Dengan di backup ratusan Brimob dan TNI, mereka mulai mengepung Gunung Biru, tempat yang memang mereka ketahui dengan jelas sebagai tempat mujahidin bertahan dan mengundang mereka, tapi..... apa yang mereka saksikan jauh dari bayangan, mereka menyaksikan rimbunnya hutan belantara dan dinding-dinding terjal pegunungan. Rupanya hal itu membuat nyali sang pengecut rontok, walau mereka melihat dari jauh pemuda2 berani yang menantang tetapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Tidak mau kewibawaannya hilang, sang pengecut mulai menangkapi masyarakat yang sedang melintas, tidak cukup itu mereka menyerbu sebuah rumah yang di huni 3 orang ikhwan, dan mmbunuh salah satunya.

Kebengisan mereka semakin menjadi, di kota mereka kembali menyerbu 2 buah rumah, tidak tanggung-tanggung, mereka kembali dengan bangga menembak mati seorang pemuda yang taat beribadah yang dalam keadaan tak berdaya, namun di luar perkiraan, masyarakat yang telah benci melihat perlakuaan yang pengecut memberikan perlawanan, maka batupun berterbangan kearah gerombolan hina ini, mereka mulai ketakutan, sesaat kemudian terdengar ledakan bom yang membuat mereka langsung lari terbirit-birit menuju markas mereka. tidak berhenti disitu, masyarakat mulai memblokade jalan dan berhadap-hadapan dengan gerombolan pengecut ini. mereka tambah takut ketika wanita dan anak-anak dengan beraninya melemparkan batu ke arah mereka.apalagi saat entah dari arah mana terdengar tembakan dan melukai beberapa rekan mereka, tidak terhitung berapa ribu butir peluruh mereka hamburkan untuk menutupi kegugupan mereka, tidak cukup di situ, akhirnya kendaraan tempurpun mereka kerahkan hanya untuk menghadapi massa yang hanya bersenjata batu. dan..... kembali mereka menunjukan ke biadaban mereka. mereka menangkapi dan menganiaya warga yang sedang duduk di rumah dan tidak tahu apa yang sedang terjadi, tak perduli wanita juga mereka aniaya.

Kembali ke Gunung Biru. setelah bertahan sekitar satu bulan dengan menakut-nakuti warga sekitar, akhirnya mereka mulai putus asa, bantuan dari TNI yang mereka haraf lebih menguasai hutan ternyata tidak berguna, sama-sama oon, untuk masuk kehutan menuju Gunung Biru saja mereka takut, apalagi naik ke gunung, mereka hanya berputar-putar di kebun coklat warga, membuaat suasana desa yang begitu damai menjadi mencekam. mereka menyebarkan berita bahwa mereka telah selesai menyisir gunung biru, padahal selangkahpun mereka belum menginjakan kaki ke gunung biru. Tapi ini adalah satu-satunya cara menutupi kedunguan dan kepengecutan mereka, sungguh ironis.. pasukan elit negeri ini, takut masuk hutan menghadapi tantangan kelompok kecil yang telah membunuh saudara mereka, WAHAI PENGECUT..... PULANG DAN PAKAILAH KEBAYA IBUMU,ENGKAU TIDAK PANTAS MEMANGGUL SENJATA!!!!


Catatan : Akhuna Haidar Sy -semoga Allooh mreenjaga beliau

1 komentar:

  1. wajarlah densus kan pasukan khusus kontrakan. mana mau di hutan! di hutan mana ada tukang bakso, tukang tahu, tukang ojek yang bisa ditembak dan tidak ada tembok warga buat berlindung. target mereka sudah jelas kan?

    BalasHapus